Saturday, June 18, 2011

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

HAKEKAT PERKEMBANGAN
PENGERTIAN PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
Perkembangan    = Perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Perkembangan berkaitan dengan perubahan secara kualitatif.
Pertumbuhan      = Perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi peningkatan ukuran   dan struktur.
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Menurut Baltes:      - Perkembangan berlangsung sepanjang hayat.
-  Perkembangan bersifat multidimensional (digambarkan melalui banyak kriteria) dan multidireksional (dicapai melalui berbagai cara).
- Perkembangan mencakup aspek pertumbuhan dan penurunan.
- Perkembangan bersifat lentur.
- Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik.
Menurut Ruffin: - Perkembangan berproses dari kepala menuju kaki.
-   Perkembangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar.
-   Perkembangan bergantung pada kematangan dan belajar.
-   Perkembangan berproses dari sederhana menuju kompleks.
-   Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses berkesinambungan.
-   Pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum menuju kecakapan spesifik.
.TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
1. Teori Continuity dan Discontinuity
Teori Continuity        = Perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan.
Teori Discontinuity= Perkembangan merupakan proses yang tidak berkesinambungan.
http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_2_files/image012.jpg
2. Teori kematangan dan perubahan
Teori kematangan   = Manusia menunjukkan stabilitas pada aspek-aspek perkembangannya.
Teori perubahan     = Emosi manusia dapat diubah oleh lingkungan.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan pada setiap individu adalah:
1. Masa bayi dan masa kanak-kanak awal
- Belajar memakan makanan padat.
- Belajar berjalan.
- Belajar berbicara.
- Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
- Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya.
- Mempersiapkan diri untuk membaca.
- Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
2. Masa kanak-kanak akhir
- Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
- Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
- Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
- Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita.
- Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
- Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tatakrama dan tingkatan nilai.
- Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
- Mencapai kebebasan pribadi.
3. Masa remaja
- Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya.
- Mencapai peran sosial pria dan wanita.
- Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
- Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung sosial.
- Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
- Mempersiapkan karier ekonomi.
- Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
- Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
4. Masa dewasa awal.
- Mulai bekerja.
- Memilih pasangan.
- Belajar hidup dengan tunangan.
- Mulai membina keluarga.
- Mengasuh anak.
- Mengelola rumah tangga.
- Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
- Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
5. Masa usia paruh baya
- Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.
- Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan bahagia.
- Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang.
- Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu.
- Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik.
- Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan.
- Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
6. Masa tua
- Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
- Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
- Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
- Membentuk hubungan orang-orang seusia.
- Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
- Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.
PERKEMBANGAN PADA SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini  seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Pembelajaran Tematik-Keuntungan Penggunaan

Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar,  konsep belajar dan belajar bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan  memberikan banyak keuntungan, di antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; (2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,  waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.


PERKEMBANGAN PADA ANAK SMP
1.    Pertumbuhan fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
2.    .Cara berfikir kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Apabila guru/pendidik dan oarang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan kenakalan remaja berupa perkelahian antar pelajar.

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
3.    Emosi yang meluap-meluap
Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.




PERKEMBANGAN PADA ANAK SMA
Orangtua sering khawatir atau bingung dengan perubahan pada remaja mereka. t. Informasi berikut harus membantu orang tua memahami tahap pembangunan.. Setiap remaja adalah individu dengan kepribadian yang unik dan minat khusus, suka dan tidak suka.. Namun, ada juga masalah perkembangan banyak yang dihadapi setiap orang selama tahun-tahun remaja.. Perasaan-perasaan normal dan perilaku dari sekolah menengah dan sekolah tinggi awal remaja dijelaskan di bawah ini.
Gerakan Menuju Kemerdekaan
  • Perjuangan dengan rasa identitas
  • Merasa canggung atau aneh tentang diri sendiri dan tubuh seseorang
  • Fokus pada diri sendiri, bergantian antara harapan yang tinggi dan miskin konsep diri
  • Minat dan gaya pakaian yang dipengaruhi oleh peer group
  • Kemurungan
  • Peningkatan kemampuan untuk menggunakan pidato untuk mengekspresikan diri seseorang
  • Realisasi bahwa orang tua tidak sempurna, identifikasi kesalahan mereka
  • Kurang kasih sayang ditunjukkan terbuka kepada orang tua, dengan kekasaran sesekali
  • Keluhan bahwa orang tua mengganggu kemandirian
  • Kecenderungan untuk kembali ke perilaku kekanak-kanakan, terutama saat stres
Masa Depan Minat dan Perubahan Kognitif
  • Sebagian besar tertarik pada ini, pikiran yang terbatas masa depan
  • Intelektual kepentingan memperluas dan semakin penting
  • Besar kemampuan untuk melakukan pekerjaan (fisik, mental, emosional)
Seks
  • Display shyness, blushing, and modesty Tampilan rasa malu, tersipu, dan kerendahan hati
  • Berkembang secara fisik lebih cepat dari anak laki-laki
  • Peningkatan minat pada lawan jenis
  • Gerakan menuju heteroseksualitas dengan ketakutan homoseksualitas
  • Kekhawatiran tentang daya tarik fisik dan seksual kepada orang lain
  • Sering mengubah hubungan
  • Kekhawatiran tentang menjadi normal
Moral, Nilai, dan Self-Arah
  • Peraturan dan pengujian batas
  • Kemampuan berpikir abstrak
  • Pengembangan cita-cita dan pemilihan model peran
  • Lebih konsisten bukti hati nurani
  • Eksperimen dengan seks dan narkoba (rokok, alkohol, dan ganja)

No comments:

Post a Comment