Monday, April 11, 2011

PENGERTIAN KURIKULUM ATAU MATERI DALAM PENDIDIKAN

  1. BAB I A. PENGERTIAN KURIKULUM Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjaaadi dalam dunia pendidikan. Dalam pengertian sederhana, kurikulum dianggap sebagai sejumlah mata pelajaran (subjects) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah, sedangkan dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Menurut Hamid Hasan (1988) sebenarnya kurikulum ini bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukan berbagai dimensi pengertian. Yang menurut beliau ada empat, keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut: kurikulum sebagai suatu ide kurikkkulum sebagai suatu rencana tertulis kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
  2. B. PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peran konservatif, perana kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat, dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa, kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan/seleksi, dan fungsi diagnostik. C. KOMPONEN KURIKULUM Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem (system), artinya kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen, di mana antara komponen satu dengan komponen lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran dan evaluasi.
  3. a. Tujuan kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikian suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi/bahan ajar, strategi pembelajaran, media, dan evaluasi. Bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan dianggap sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen- komponen yang lainnya. Tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan di Indonesia bersifat hierarkis, yang terdiri atas Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan Mata Pelajaran, dan Tujuan Instruksional (Umum dan Khusus). b. Isi/materi kurikulum menempati posisi yang penting dan turut menentukan kwalitas pendidikan. Secara umum isi/materi kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa. Strategi pembelajaran merupakan bagian integral dalam pengkajian tentang kurikulum, berkaitan dengan siasat, cara atau sistem penyampaian isi kurikulum. Pada dasarnya ada dua jenis strategi pembelajaran, yaitu yang berorientasi kepada guru, dan yang berorientasi pada siswa. C. Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasikurikulum secara keseluruhan. Hasil evaluasi kurikulum dapat dijadikan umpan balik untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selain itu, hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan
  4. Refleksi semua pembelajarang ada dalam lingkungan sekolah sering disebut sebagai pendidikan formal, karena sudah memiliki rencana dan rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tertulis secara sistematis, jelas dan terperinci. Dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut. Peranan kurikulum dalam pendidikan sangat menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan.
  5. BAB II LANDASAN DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum lembaga pendidikan, baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah. Secara umum terdapat tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut, yaitu landasan filosofis, landasan fsikologis, dan landasan sosiologis. A. landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan mengembangkan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan. Filsafat ini menjadi landasan utama bagi landasan lainnya. Perumusan tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aflikasi pengembangan kurikulum yang berbeda pula. Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan bidang studi, dan tujuan instruksional. B. Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi/teori belajar (psychology/theory of learning) dan psikologi perkembangan (development psychology). Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaiman kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. C. Landasan sosiologis dijadikan sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam perkembangan kurikulum karena pendidikan selalu mengandung nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat. Disamping itu, keberhasilan suatu pendidikan dipebgaruhi oleh lingkungan kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan / kurikulum. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai produk kebudayaan diperlukan dalam pengembangan kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia iptek.
  6. Refleksi setiap kegiatan pengembangan kurikulum pada jenjang manapun selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam karena kurikulum menempati posisi atau kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum akan menjadi penentu bagi proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai oleh pendidikan. Dengan posisi yang penting itu maka penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus didasarkan kepada berbagai landasan yang kokoh dan kuat.
  7. BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM (LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM) A. LANDASAN DAN DIAGNOSIS KEBUTUHAN langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan mendiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah (kebijakan pemerintah). Kebutuhan siswa dapat dianalisis dari aspek-aspek perkembangan psikologis siswa, tuntutan masyarakat dan dunia kerja dapat dianalisis dari berbagai kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan masyarakat di masa yang akan datang, sedangkan harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan- kebijakan pendidikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Hasil analisis dari ketiga aspek tersebut kemudian ddiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian kebutuhan sebagai bahan masukan bagi kegiatan pengembangan tujuan. B. PERUMUSAN TUJUAN tujuan-tujuan dalam kurikulum dalam heararki, mulai dari tujuan yang paling umum sampai kepada yang khusus dan operasional. Tujuan tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, institusional, kulikuler dan intruksional. Benyamien S. Bloom dalam taxonomy of education objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara hierarkis. Kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual/berfikir, afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat dll. Psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik.
  8. C. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI kriteria dalam pemilihan materi kurikulum antara lain: 1. dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai 2. dipilih karena dianggap berharga sbgi warisan budaya (positif) dari generasi masa lalu 3. dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu 4. dipilih karena bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, untuk bekal dimasa kini dan masa yang akan datang 5. dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyusun skuens bahan ajar, yaitu skuens kronologis (urutan kejadian), skuens kausal (sebab-akibat), skuens struktural, skuens logis dan psikologis, skuens spiral. Dalam penyusunan sequens, perlu dipertimbangkan beberapa hal sbb: 1. taraf kesulitan materi pelajaran/isi kurikulum 2. apersepsi atau pengalaman masa yang lalu 3. kematangan dan perkembangan siswa 4. minat dan kebutuhab siswa D. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN PENGALAMAN BELAJAR cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan diberikan. Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari pengalaman visual, suara , perabaan, dan penciuman. Pengalaman belajar yang dipilih harus mencakup berbagai kegiatan mental-fisik yang menarik minat siswa, sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa untuk belajar aktif dan kreatif.
  9. E. PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi dari hasil yang dicapai. F. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. prinsip berorientasi pada tujuan berkenaan bahwa setiap komponen yang dikembangkan harus mengacu pada tujuan 2. prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antar berbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas 3. prinsip fleksibilitas berkenaan kebebasan/keluesan yang dimiliki guru dalam mengimplementsikan kurikulum 4. prinsip integritas berkenaan dengan mampu membentuk manusia yang utuh. REFLEKSI dalam langkah-langkah pengembangan kurikulum ada banyak hal-hal yang harus diperhatikan baik itu dengan menganalisis maupun mendiagnosis kebutuhan kurikulum itu sendiri, yang anantinya disesuaikan dengan perkembangan pembelajaran, supaya semuanya dapat tersosialisasikan dengan baik, maka pihak-pihak yang terkait dengan pembuatan kurikulum dan pembelajaran ini harus lebih memahami seperangkat kebutuhan, tujuan, pemilihan sampai pada alat evaluasi.
  10. BAB IV PRAXIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA A. PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA 1. tahap pengembangan kurikulum  pengembangan kurikulum dalam tahap makro  pengembangan kurikulum dalam tahap institusi  pengembangan kurikulum dalam tahap mata pelajaran  pengembangan kurikulum dalam tahap program pengajaran 2. keterterapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum prinsip-prinsip pengembangan kurikulum biasanya di tulus secaraeksplisit didalam buku atau dokumen kurikulum sekolah. Implementasi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut dapat di kaji atau di pelajari dalam keseluruhan isi buku kurikulum tersebut, didalam pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. 3. kualitas keterlibatan unsur-unsur dalam pengembangan kurikulum  keterlibatan administator pendidikan  keterlibatan para ahli  keterlibatan guru  keterlibatan masyarakat B. PROSES SOSIALISASI DAN PEMBINAAN KURIKULUM 1. sosialisasi kurikulum sosialisasi kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses pemasyarakatan ide atau gagasan yang terdapat pada suatu kurikulum terhadap para pelaksana kurikulum, terutama sekali pada tingkat mata pelajaran. Mekanisme sosialisasi atau pemasyarakatan kurikulum ini biasanya berjenjang, yaitu dari tingkat nasional ke tingkat propinsi, dari tingkat propinsi ke tingkat kabupaten, dan dari tingkat kabupaten ke tingkat kecamatan dan sekolah.
  11. Apabila digambarkan dalam bentuk bagan maka akan membentuk proses sosialisai sebagai berikut: MENTERI/DIRJEN TINGKAT NASIONAL DIKDAS/PUSKUR DINAS DIKNAS TINGKAT PROVINSI PROVINSI DINAS DIKNAS TINGKAT KAB./KOTA KABUPATEN/KOTA CABANG DINAS TINGKAT KECAMATAN DIKNAS KECAMATAN KEPALA SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DAN GURU PROSES SOSIALISASI KURIKULUM
  12. 2. Pembinaan kurikulum pembinaan kurikulum merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan sebagaimana seharusnya. Pembinaan kurikulum mengusahakan pelaksanaan kurikulum sesuai program dan ketentuan yang telah di tetapkan. Tujuan pembinaan kurikulum adalah agar diperolehnya pelaksanaan kurikulum yang mantap, serta mem[erkecil atau meniadakan kesenjangan antara kurikulum ideal dengan aktual. REFLEKSI keberhasilan kurikulum itu sangat tergantung kepada bagaimana kurikulum itu dilaksanakan atau diimplementasikan. Sebaik apapun kurikulum secara tertulis itu dirancang (ideal/potentialcurriculum), namun apabila dalam pelaksanaannya (actual/real curriculum) tidak di dukung oleh berbagai unsur maka kurikulum itu akan sulit mencapai hasil yang diharapkan.
  13. BAB V PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN A. HAKIKAT PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN 1. HUBUNGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN a. hakikat kurikulum istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculum yang artinya a running course, or race course, especially a chariot race course. sehingga pengertian kurikulum itu adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapia suatu gelar atau ijazah. b. hakikat pembelajaran pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timabal-balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c. hubungan kurikulum dan pembelajaran kurikulum sebagai program atau rencana yang dicita-citakan sedangkan pembelajaran sebagai implementasi dari rencan yang telah ditetapkan. Kurikulum dan pembelajaran merupakn satu kesatuan, dimana kurikulum berbicara pada tataran konsep, rancangan, desain, sedangkan pembelajaran berbicara pada tataran implementasi, proses dan aplikasi. 2. PENGERTIAN RENCANA PEMBELAJARAN rencana pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersbut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat apa yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran. 3. KARAKTERISTIK RENCANA PEMBELAJARAN karakteristik yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun suatu rencan pembelajaran yaitu:  ditujukan untuk siswa belajar  memiliki tahap-tahap  tahap persiapan
  14.  Tahap pelaksanaan  tahap evaluasi  tahap tindak lanjut  sistematis  pendekatan sistem  didasarkan pada proses belajar manusia 2. LANGKAH-LANGKAH UMUM PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN langkah-langkah umun dalam pengembangan rencana pembelajaran, yaitu perumusan tujuan, pengembangan alat evaluasi, perencanaan materi/bahan pelajaran, dan perncanaan kegiatan pembelajaran. Ada dua format yang sering digunakan dalam pengembangan rencana pembelajaran yaitu format matriks dan format lajur. REFLEKSI pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode dan evaluasi. Dari keempat komponen-komponen tersebut tujuan yang dijadikan fokusnya yaitu kepada penembangan, artinya ketiga lainnya harus dikembangkan dengan mengacu pada komponen-komponen tjuan.
  15. BAB VI PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. PRINSIP-PRINSIP MERANCANG PENGALAMAN BELAJAR 1. prinsip mengaktifkan siswa 2. prinsip kesesuian 3. prinsip memberikan kepuasan 4. prinsip pengalaman belajar yang sam menimbulkan hasil yang berbeda 5. prinsip variasi pengalaman belajar B. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. siswa 2. kemampuan guru 3. tujuan pembelajaran 4. sarana dan prasarana 5. materi C. PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN 1. pra-kegiatan pembelajaran 2. kegiatan awal 3. kegiatan inti 4. kegiatan penutup D. KOMPONEN-KOMPONEN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. metode mengajar adalah cara menyajikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu 2. media pembelajaran adalah sarana yang dapat membantu proses belajar siswa 3. sumber belajar adalah sumber belajar yang berupa data, orang maupun wujud. Untuk mempermudah siswa belajar.
  16. E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN METODE MENGAJAR 1. tujuan khusus pembelajaran 2. karakteristik materi pelajaran 3. kemampuan guru 4. fasilitas yang tersedia REFLEKSI tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil ujian belajar atau kemempuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti waktu pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, tujuan yang harus dirumuskan guru adalah tujan instruksional khusus TIK atau tujuan pengeimbangi tujuan yang khusus. Maka dari itu seorang guru harus bisa mengetahui dan memahami tentang kurikulum dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.




No comments:

Post a Comment