Perkembangan
merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. [1]
Ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan,
berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola
yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.
Menurut
pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan
dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.Seorang bayi
dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara,
namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat
berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu
perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan
keunikan masing-masing anak.
Sejalan
dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian
dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya
dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang
baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat
perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa
mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan.
tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni.
Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif
untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan.
Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia
anak.
Orang
tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini,
sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi
contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.
B.Tujuan
Dari rumusan
masalah, maka akan diketahui tujuan dari penulisan masalah ini yaitu:
Mengetahui bagaimana proses dan pola perkembangan bahasa seorang anak.
C.Permasalahan
Dari
latar belakang tersebut, dalam makalah ini penulis dapat merumuskannya menjadi
beberapa rumusan masalah, yaitu:
beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.Tahap
perkembangan bahasa berbicara anak secara umum
2.Keterlambatan
dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
BAHASA
Bahasa merupakan media komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, pendapat, perasaan dengan menggunakan
simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan
urutan membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa
yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat, Bahasa dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat.[2]
Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi untuk orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk
berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang
atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu
pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan,
lukisan, dan mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang
membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugrah dari ALLAH SWT., yang
dengan Nya manusia dapat mengenal atau
memahami dirinya, sesama manusia, alam ,dan penciptaannya serta mampu
memposisikan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan berfikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam
perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat,
dan meanrik kesimpulan.
Perkembangan pikiran itu bisa dimulai
pada usia 1,6- 2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau
tiga kata. Laju perkembangan itu sebagai berikut:
a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun
pendapat positif, seperti “Bapak makan”
b. Usia 2,0 tahun, anak dapat menyusun
pendapat negatif ( menyangkal), seperti “Bapak tidak makan”.
B. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN BAHASA
Dalam
berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok
yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan
tugas yang satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang
lainnya. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna
ucapan orang lain. Bayi memahami bahsa orang lain bukan memahami kata-kata yang
diucapkannya, tetapi dengan memahami kegiatan / gerakan atau bahasa tubuhnya.
2. Pengembangan perbendaharaan kata,
berkembang secara lambat pada usia 2 tahun pertama, kemudian mengalami tempo
yang cepat pada usia pra- sekolah dan terus meningkat setelah anak masuk
sekolah.
3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat, pada
umumnya berkembang pada usi 2 tahun. Bentuk kalimat pertama adalah kalimat tunggal
dengan disertai bahasa tubuh untuk melengkapi cara berpikirnya. Contohnya anak
menyebut “ bola” sambil menunjuk bola itu dengan jarinya. Kalimat tunggal itu
berarti “ tolong ambilkan bola untuk saya”. Seiring dengan meningkatnya usia
anak dan keluasan pergaulannya, tipe kalimat yang diucapkannya pun semakin
panjang dan kompleks.
4. Ucapan, merupakan hasil belajar melalui
peniruan terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain( terutama
orang tuanya). Pada usia bayi, antara 11-18 bulan, pada umumnya mereka belum
dapat berbicara atau mengungkapkan kata-kata secara jelas, sehingga sering
tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan ucapan itu baru tercapai ketika usia 3
tahun.
C.
TIPE PERKEMBANGAN BAHASA
Ada
dua tipe perkembangan bahas anak yaitu sebagai berikut:
1. Egocentric speech
Yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri.
2. Socialized speech
Yang
terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan
lingkungannya.
Perkembangan ini dibagi kedalam
lima bentuk:
a. Adapted information, disini terjadi saling tukar gagasan atau
adanya tujuan bersama yang dicari.
b. Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan
atau tingkah laku orang lain.
c. Command ( perintah), request ( permintaan), threat (
ancaman)
d. Questions ( pertanyaan)
e. Answers ( jawaban)
Berbicara monolog atau egocentric
speech berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang apada
umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun. Sementara yang socialized
speech mengembbangkan kemampuan penyesuaian sosial.
D. PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK
Keterampilan dalam berbahasa memiliki 4 aspek
atau ruang lingkup, yaitu:
1. Keterampilan mendengarkan
2. Keterampilan berbicara
3. Keterampilan membaca
4. Keterampilan menulis
Di sekolah dasar,
keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa, perintah,
dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman, beruta, dan konsep materi
pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan
benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi,
memberi tanggapan, pendapat/saran, dan diskusi.
Keterampilan membaca
meliputi ketrampilan memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan sekilas.
Keterampilan menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte,
mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan
paragraf.
E. POLA
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Anak dikatakan siap atau
matang berbicara dan belajar bahasa apabila aspek motorik bicara (koordinasi
otot bicara) dan aspek mental bicara (kemampuan berpikir) anak sudah mulai
berfungsi dengan baik. Pada saat anak mulai masuk sekolah merupakan masa yang
paling baik untuk belajar bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang
dilihat dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Anak mulai membangun kosakata
yang biasanya merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan,
kata merangkai/pengganti dari apa saja yang dijumpai anak dalam kehidupan
sehari-hari khususnya mengenai warna, waktu, uang, dan kata popular yang
digunakan kelompok anak atau teman sebaya. Selanjutnya perkembangan bahasa
dengan pembentukan kalimat, dimulai dengan kalimat sederhana menjadi kalimat
lengkap.Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan berbicara atau berbahasa
anak semakin baik.[3]
Tahapan-tahapan Umum Perkembangan Kemampuan Berbahasa Seorang Anak,
Yaitu:
·
Babling
Pada usia
lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan
mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang
dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si
bayi.
·
Lalling
Di usia 3
minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai
dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan
kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….”
·
Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi
menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari
lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat
tangan ketika ingin meminta sesuatu.
·
True Speech
Bayi
mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau
biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi atas dua
periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5
tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata
yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua.
Periode linguistik terbagi dalam tiga fase
besar, yaitu:
1.
Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk
menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau
temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan
oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata
kerja.
2.
Fase lebih dari satu kata
Fase
dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah
dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Setelah dua kata,
muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya.
Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana.
3.
Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung
antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara
mulai lancar dan berkembang pesat. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya,
menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum
untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Bicara
merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih
bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat
terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud
oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang
lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara
dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif
dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang dipakai anak
sebelum pandai berbicara.
Potensi Anak
Berbicara didukung oleh Beberapa Hal :
1) Kematangan
alat berbicara.
Kemampuan
berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya
tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi
kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik
setelah sempi’rpa dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik
scbagai permulaan berbicara.[4]
2) Kesiapan berbicara.
Kesiapan
mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan
dimaksud biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut
teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul
sudah siap untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan
anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3) Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak.
Anak
dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan kata dengan tepat
untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang
berarti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua
atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau actor film
yang bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak
pernah memperoleh model scbagaimana disebutkan diatas. Dengan scndirinya
potcnsi anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4) Kesempatan berlatih.
Apabila
anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan
bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau
lingkungannya: Pada gilirannya anak kurang memperoleh motivasi untuk belajar
berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5) Motivasi untuk belajar dan berlalih.
Memberikan
motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi annk karena untuk
memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya
selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak
mendapatkan pengarahan.
6) Bimbingan.
Bimbingan
bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu
hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara
dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik
atau mcmbetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan.
Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan
konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan
orang lain.
Langkah-langkah
untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1. Membaca.
Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik bagi anak dan
lakukanlah setiap hari.
2. Berbicaralah
mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan
bahasa yang sederhana.
3. Perkenalkan
kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama
hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
4. Cobalah untuk
tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan
sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5. Berbicaralah
pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan
mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka sangat penting.
Berikut
beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar
dan ia gemar bicara:
v
Ceritakan kesibukan Anda.
Omongkan
dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan
pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak
konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS
Rehabilitasi Schwab, Chicago.
v
Jadi ‘role model’.
Bila
batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika
Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan
kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak
hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi
kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa
membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa
apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
v
Berlagak “bodoh”.
Beri
batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda
memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu
ia ingin anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak
mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda
seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
v
Tetap nyata.
Hindari
untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa
pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara
dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu
anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.
Keterlambatan
dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
Apabila
anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini
akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi,
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi,
Gangguan/bahaya
didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
ü
Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa
kata.
ü
Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam
berbicara.
ü
Sering kali berbicara yang tidak teratur.
ü
Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata
(bahasa) dari orang tua/guru.
Kesalahan
yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2. Mengganti
huruf/suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal
“handkerchief”.
3. Menghilangkan
huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
4.Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
4.Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
F. FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
Meskipun pada umumnya pola perkembangan
keterampilan berbahasa anak sama, namun tetapada perbedaan individual.berikut
ini adalah beberapa faktor penyebab perbedaan tersebut:
1. Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara
dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek
motorik dan aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk
belajar berbicara.
2. Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan
belajar berbicara lebih baik dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya
dengan kemampuan berpikir.
3. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa
daripada anak laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata maupun
keseringan berbahasa.
4. Keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan
semakin sering anak mendengar dan berbicara. Demikian pula anak pertama lebih
baik perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu
untuk berbicara dan berbahasa.
5. Keinginan dan Dorongan Komunikasi
Semakin kuat keinginan dan dorongan untuk
berkomunikasi dengan orang lain terutama teman sebaya, akan semakin kuat pula
usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.
6. Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
dan memiliki kepribadian yang baik cenderung memiliki kemampuan bicara dan
berbahasa lebih baik daripada anak yang mengalami masalah dalam penyesuaian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar,
yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun).
Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal
sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan
mudah tidak terputus-putus bicaranya.
Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh
kembang ucapan (pelafasan) bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara
pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting, karena tanpa bantuan
dari orang tua, anak tidak akan bisa berbicara. Adapun maksud dari tujuan
perkembangan bicara anak untuk melatih mengucapkan kata-kata kosa kata,
contohnya “mam” maksud disini anak tersebut bilang “makan”. Karena adanya
dampak keterlambatan bicara atau gangguan bicara anak terpengaruh dari
lingkungan tempat tinggal anak tersebut dan kurangnya pola asuh dari orang tua
untuk mengajari anak berbicara.
B. Saran
- Bimbinglah anak sejak dini dengan mendengar melihat bercerita agar perkembangan bahasanya bagus
- Berikan arahan dan motivasi dalam setiap perkembangannya
DAFTAR
PUSTAKA
Prof.Dr.H.Sunarto
dan Dra. Ny.B. Agung Hartono (2008), Perkembangan
Peseta Didik ,
Jakarta : Rineka
Cipta
Dr.H. Syamsu
Yusuf LN, M.Pd (2006), Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja, Bandung : RosdaKarya.