Friday, August 17, 2012

PENDIDIKAN SEKS DALAM ISLAM

A.Pengertian pendidikan seks
Pendidikan berasal dari kata “didik”. Bila kata ini mendapat awalan “me” akan menjadi “Mendidik”, artinya memelihara dan member pelatihan. Dalam memelihara dan member pelatihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan bimbingan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan lebih dari sekadar pengajaran, karena pengajaran hanyalah aktivitas proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan karakter dengan segala aspek yang dicakupnya. Melalui pendidikan diharapkan manusia benar-benar menemukan “jati dirinya” sebagai manusia.
Secara umum pendidikan dimaknai sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya”. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar, dan ilegal. Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan, sampai kelahiran, tingkah laku seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan, dan kemasyarakatan. Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia, dan bahaya penyakit kelamin.
Akses informasi seks sangatlah mudah dan cepat dari berbagai media, informasi tersebut dengan mudah didapat melalui internet, HP, majalah, serta media lainnya. Maka selayaknya orang tua sebagai pihak pertama yang bertanggung jawab terhadap keselamatan putra putrinya dalam menjalani tahapan-tahapan perkembangan (fisik, emosional, intelektual, seksual, sosial, dan lain sebagainya) yang harus mereka lalui, dari anak-anak sampai dewasa.Pendidikan seks di negara-negara sekuler menitik beratkan pada prilaku seks yang aman dan sehat dan tak mengajari anak-anak tentang menghindari seks bebas, sehingga tidak bisa mengurangi timbulnya penyakit menular seks (PMS) dan kehamilan pra nikah
Di dalam Islam, isu yang berkaitan dengan seks bukanlah perkara asing, dibicarakan dengan begitu luas oleh para ilmuan dan para ulama, pembicaraan masalah seks tersebut bukanlah berdasarkan kepada pandangan mereka semata-mata tetapi adalah berdasarkan kepada pandangan Al-Qur’an dan Al-Hadits.Perbincangan tentang seks senantiasa dikaitkan dengan persoalan aqidah, akhlak, menjauhi kemungkaran, dan tidak mendatangkan kemudahratan terhadap orang lain. Sebagai contoh, Qur’an telah menggambarkan institusi perkawinan sebagai sebuah institusi yang suci yang mampu memberikan ketenangan dan kasih sayang, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya:Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
Apabila membicarakan perkara yang berkaitan dengan penyelewengan seks seperti zina, Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya:Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.

B.Pendidikan islam dalam pembinaan muslim
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan.Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah mencapai keridhaan Allah SWTIslam sangat mementingkan umatnya menjalani kehidupan seksual yang sempurna dan baik selaras dengan tuntunan Allah SWT.Segala perintah dan peraturan agama berkaitan dengan seksual yang ditetapkan oleh Islam adalah kepada kesejahteraan hidup manusia.

C.Karakteristik Sistem Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai satu mata rantai dari Syariat Islam, memiliki ciri khusus yang sama dengan kekhususan Al Islam sendiri, yaitu syamil-kamil-mutakamil (sistem yang integral-sempurna-dan menyempurnakan). Integralitas sistem pendidikan Islam ini secara garis besar mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yang secara garis besar adalah :

1.Pendidikan iman ( aqidah )
pendidikan iman adalah mengikat individu dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari’ah Islamiyah. Metode pendidikan ini adalah menumbuhkan pemahaman terhadap dasar-dasar keimanan dan ajaran Islam yang bersandarkan pada wasiat-wasiat Rosululloh saw. dan petunjuknya.

2.Pendidikan moral ( akhlak )
pendidikan moral adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh individu sejak masa analisa hingga ia menjadi seorang mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan kehidupan.Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salahsatu buah iman yang mendalam,
3. Pendidikan fisik
Pendidikan Islam sangat memperhatikan fisik tiap-tiap muslim. Apabila kita bicara tentang fisik dalam pendidikan, yang dimaksud bukan hanya otot-ototnya, panca inderanya dan kelenjar-kelenjarnya, tetapi juga potensi energik yang muncul dari fisik dan terungkap melalui perasaan.Islam mendidik umatnya dengan memberikan rangsangan yang baik sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw. : “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada mukmin yang lemah.” Islam juga mengajarkan aturan -aturan yang sehat dalam makan, minum, dan tidur.Mendidik untuk menjaga kesehatannya, dengan selalu menganjurkan olah raga dan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab kelemahan.

4. Pendidikan intelektual
pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berpikir individu dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan modernisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya. dengan demikian ilmu, rasio dan peradaban individu tersebut benar-benar dapat dibina.Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar dan merupakan pemberian Allah yang paling berharga. Dan al-Qur’an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan akal ini.Al-Qur’an mendidik akal dengan begitu banyak ayat-ayat alam semesta untuk jadi bahan perenungan.Tapi bukan perenungan itu yang menjadi tujuannya, melainkan mendidik akal agar cermat, cerdas dan akurat dalam berpikir dan bersikap serta menempuh jalan hidup.

5. pendidikan psikhis
pendidikan psikhis adalah mendidik individu supaya bersikap berani, berterus terang, merasa sempurna, suka berbuat baik terhadap orang lain, menahan diri ketika marah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan psikhis dan moral secara keseluruhan.Tujuan pendidikan ini adalah membentuk, menyempurnakan dan menyeimbangkan kepribadian individu, sehingga mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik dan sempurna.

6.pendidikan sosial
pendidikan sosial adalah mendidik individu agar terbiasa menjalankan adab-adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikhis yang mulia dan bersumber pada aqidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat nanti ia bisa tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
7. pendidikan seksual
pendidikan seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada individu, sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri dan perkawinan. Sehingga, jika anak tumbuh menjadi seorang pemuda, dia dapat memahami masalah yang dihalalkan dan yang diharamkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak, kebiasaan, dan tidak akan mengikuti syahwat Diantara pendidikan ini adalah mendidik adab-adab meminta idzin, adab memandang, keharusan menghindarkan diri dari rangsangan-rangsangan seksual, mengajarkan tentang hukum-hukum pada masa pubertas dan masa baligh, Perkawinan dan hubungan seksual, isti’far (mensucikan diri) bagi orang yang belum mampu menikah, dll.

Itulah garis besar karakteristik pendidikan Islam yang keberlangsungannya sangat bergantung pada manusia pelaksananya, perangkat serta keistiqomahan seluruh masyarakat dalam merealisir konsep pendidikan itu pada tujuan yang benar. Yakni upaya sungguh-sungguh (jihad) menciptakan masyarakat yang seluruh aktifitas ritual, sosial, intelektual, dan tunduk kepada tata aturan Maha pencipta alam semesta.

D.Pendidikan seks dalam perspektif al-quran
Al-Qur’an merupakan pedoman bagi seluruh aspek kehidupan baik aspek sosial, budaya, politik, hukum, dan pendidikan.Dalam hal ini pendidikan seks menjadi bagian dari apek dalam pandangan Al-Qur’an. Mendidik masyarakat dalam memahami pendidikan seksual yang selaras dengan tuntunan Al-Qur’an untuk mematuhi perintah dan larangan Allah SWT terhadap manusia dengan kata lain sebagai satu ibadah, tanggung jawab beribadah bermakna menjalankan kehidupan sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT melalui Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Kehidupan seksual tidak terlepas dari tanggung jawab para pendidik dan masyarakat pada umumnya untukmemberikan pengetahuan serta pemahaman kepada generasi muda, mereka perlu diberi pemahaman dan pembelajaran seksual yang selaras dengan nilai dan garis hidup yang ditetapkan dalam Al-Qur’an.
Pendidikan seks di dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah. Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur itu akan menyebabkan ketidakjelasan arah dari pendidikan seks itu sendiri, bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat Islam.Pendidikan seksual memerlukan perhatian karena merupakan satu mekanisme untuk memahami serta memelihara diri mereka (generasi muda
Menurut sebagian ahli dalam pendidikan seks, pendidikan seks dapat mulai diberikan ketika anak mulai bertanya tentang seks dan kelengkapan jawaban biasa diberikan sesuai dengan seberapa jauh keingintahuan mereka dan tahapan umur sang anak. Ada juga yang berpendapat pendidikan seks dimulai sejak dini, karena pendidikan seks tidak hanya mencakup pada pertanyaan dan jawaban belaka.Contoh pembiasaan akhlak yang baik, penghargaan terhadap anggota tubuh, menanamkan rasa malu bila aurat terlihat, dan lain sebagainya. Hal ini perlu ditanamkan sejak dini misalnya ;Memisahkan tempat tidur antara anak perempuan dan laki-laki pada umur 10 tahun

E. Pendidikan seks yang berkaitan dengan aqidah dan kesejahteraan manusia

Pendidikan seks mempunyai kaitan dengan aqidah, pendidikan seks yang berlandaskan pada Allah SWT dan seluruh rukun iman yang lain, bila kita percaya kepada Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa maka menjadi kewajiban kita untuk patuh kepada-Nya, orang patuh pada perintah Allah SWT adalah orang percaya kepada kekuasaanNya serta mempercayai baik dan buruk di kehidupan akhirat. Dalam perintah menjaga aurat hal ini termasuk pendidikan seks, dalam Al-Quran berbunyi :

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Masyarakat yang dapat mendidik anggotanya menjalani kehidupan seksual yang harmoni akan dapat mewujudkan sebuah kehidupan yang sejahtera. Pembentukan sebuah masyarakat akan menjadi harmonis karena dibentuk oleh sebuah keluarga yang dipenuhi dengan kasih sayang. Allah memrintahkan supaya manusia menjalani suatu pernikahan karena akan membawa kesan penting terhadap kesejahteraan hidup mereka jika mengikuti firman Allah SWT :

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya :Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.



F.Mengapa Perlu Pendidikan Seks

Menurut hasil survey Mc. Curry di sekolah menengah di USA beberapa waktu lalu menunjukan, kebanyakan siswa-siswa melontarkan kritik terhadap para orang tua karena tidak pernah memberikan informasi tentang seks kepada anak-anaknya. Dua pertiga dari mereka sama sekali tidak mendapat informasi apa-apa, sedang sisanya hanya mendapatkan penerangan sekadarnya. Apalagi para orang tua sering menganggap bahwa pembicaraan/informasi seks termasuk tabu/pemali. Sedangkan dua pertiga anak laki-laki dan perempuan ternyata telah mengetahui tentang hubungan seks sebelum orang tua mereka menginformasikannya.
Persoalannya sekarang, bagaimana mendidik para kawula muda ke arah sikap seksual (sexual attitudes) yang sehat, bila masyarakat dewasa pun belum sepaham dalam hal ini. Biasanya pendapat-pendapat mengenai pendidikan seks berbeda-beda, mulai dari mereka yang menganjurkan untuk sama sekali tidak mencari pengalaman-pengalaman seks, sampai kepada mereka yang menganjurkan kebebasan seks yang seluas-luasnya. Diantara mereka ada yang menentang pendidikan seks, ada juga golongan yang mengajarkan seks, ada juga yang menghendaki kebebasan seks yang seluas-luasnya,

G.Kronologi Pelaksanaan Pendidikan Seks
Telah disepakati bahwa pendidikan yang berlangsung/terjadi sepanjang hayat/hidup atau life long education, atau sejak lahir sampai mati.Demikian juga pendidikan seks juga dapat dilaksanakan sepanjang hayat tetapi cukup dari lahir sampai mati.Awal pendidikan seks dimulai sejak bayi dilahirkan, dimulai dengan sifat ingin tahu menuntun perkembangan pikirannya.Dorongan rasa ingin tahu merupakan kerinduan untuk mengetahui dan menyelidiki yang diketahuinya yang berarti merangsang kecerdasan otak, sebagai sarana berkembangnya kesanggupan untuk belajar selanjutnya.Yang menarik perhatian dari seorang bayi yang baru dilahirkan adalah segala kebutuhan fisiknya masih harus disediakan orang tuanya (sebelum pikirannya mulai berkembang), sehingga tubuh bayi menjadi sehat, jasmani dan pikirannya.Bayi mulai tertarik pada soal makanan dan kesenangan-kesenangan fisik, kemudian barulah pikirannya mulai berkembang.Mula-mula bayi merasakan perasaan segar/sehat, kasih sayang, kehangatan, melihat pemandangan-pemandangan indah dan menarik, mendengar/menikmati bunyi-bunyian dan sebagainya.Sekitar umur tiga sampai tujuh tahun, kecerdasan otak anak berkembang sampai taraf dimana ia mulai mengadakan pertanyaan, misalnya bagaimana ia dilahirkan ke dunia sebagai pertanyaan kekanak-kanakan. Pertanyaan semacam ini harus dijawab dengan penuh kebijaksanaa, penuh kasih sayang tanpa unsur yang menakut-nakuti, sehingga keluarga sebagai tempat pendidikan informal terlaksana dengan baik dan lancar, misalnya Berbagai pertanyaan yang dikemukakan anak tentang proses kelahiran, dan sebagainya

Dalam bukunya Handbook on Sex Instruction Ottensen-Jensen membuat rencana pendidikan seks menurut golongan umur, yaitu:
Umur 7-10 tahun: dimulai dengan memberikan fakta-fakta tentang reproduksi pada umumnya, yaitu fertilisasi, perkawinan, serta persalinan pada binatang-binatang (ayam, kambing, ikan dan sebagainya).
Umur 10-13 tahun: diberikan embriologi alat kelamin dalam anatomi, dan sebagainya tanda-tanda kelamin sekunder, menstruasi/haid, pertumbuhan fetus/janin, dan persalinan. Harus disertai pemberian nasehat, agar jangan sampai/mudah diajak ikut dengan orang yang belum dikenal karena kemungkinan terjadinya penculikan atau pemerkosaan.
Umur 13-16 tahun: diberikan diskusi sexual intercourse (persetubuhan), premarital intercourse (persetubuhan sebelum nikah), illegitimasi (perkawinan tidak sah ) dllPada taraf ini diterangkan aspek sosial dari hubungan seks, yaitu tanggung jawab terhadap pasangan/partnernya, terhadap anak yang mungkin dilahirkan, dan terhadap lingkungannya. Harus diterangkan/ditekankan pula tentang hubungan seks sebagai suatu tindakan yang harus berdasarkan perasaan saling cinta-mencintai dan harga menghargai.Banyak bukti menunjukan, keluarga bahagia adalah tempat yang terbaik untuk mendidik anak.
Umur 16 tahun ke atas, termasuk mereka yang telah menikah, tanpa bekal pendidikan seks sebelumnya, ini perlu mendapat perhatian, karena meskipun terlambat lebih baik daripada tidak pernah mendapatkan sama sekali, Jadi pendidikan seks yang paling efektif diperoleh dari orang tua atau pengganti orang tua dalam rumah tangga yang bahagia. Disekolah-sekolah dapat ditekankan tentang ajaran kejujuran, tanggungjawab, dan anticipation.

H.Pendidikan Seks dalam perspektif sosiologi Pendidikan Islam

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebahagian individu dan keluarga serta masyarakat. Memasuki jenjang rumah tangga, selain didukung kematangan seksual (well adjusted) perlu didukung pula oleh moral agama, sehingga dapat melaksanakan seksualitasnya secara bertanggung jawab bagi dirinya masing-masing serta lingkungan sosialnya sesuai dengan agama. Karena dalam agama telah diatur peranan seks dalam perkawinan dalam kehidupan sehari-hari.Agama dapat menjamin kebahagiaan dalam kehidupan suami-isteri, hanay kata-kata ini bukan dari para ulama/rohaniawan, melainkan merupakan pernyataan yang didukung oleh fakta-fakta, keruntuhan moral di bidang seks, baik bagi anak-anak muda maupun bagi pasangan-pasanagan suami-isteri adalah karena kebanyakan mengenyampingkan tuntunan agama, hingga tidak memiliki keyakinan iman sebagai pegangan hidup. Tanpa dasar iman, orang mudah diperbudak oleh nafsunya oleh nafsunya. Perhatikanlah firman Allah dalam Surah at Tahrim ayat 6: :






Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Maksud ayat diatas, untuk menertibkan dan penyaluran nafsu seksual, manusia hidup berjodoh-jodoh sebagai suami isteri secara baik-baik sebagaimana diatur dalam hidup perkawinan.

I.Konsep Pendidikan Seks Islam Untuk Anak
Kejayaan islam untuk kedua kalinya akan berada di tangan anak anak kita, oleh sebab itu kita perlu bersungguh sungguh mendidik mereka agar dapat berperan menjayakan kembali kehidupan Islam. Apa yang harus diberikan pada anak anak tentang pendidikan seks? ada beberapa poin yang dapat menjadi pertimbangan sebelum kita mulai memberikan pendidikan tentangs seks pada anak anak antara lain:
•Ilmu tentang seks telah dijelaskan dalam Islam denagn sejelas jelasnya dan denagn bahasa yang halus dari Rasulullah SAW.
•Ilmu tentang seks secara detail banyak diberikan oleh Rasulullah pada Para Sahabat yang telah cukup umur. beberapa di antaranya diberikan untuk menjawab pertanyaan dari sahabat seputar peristiwa yang dialami dalam rumah tangganya.

Dalam Islam pendidikan tentang sesuatu sangat berhubungan dengan pendidikan sesuatu lainnya dan semua pendidikan selalu dihubungan dengan tauhid. Oleh sebab itu prioritas pertama dalam menjelaskan pendidikan seks islam adalah Pendidikan tentang Tauhid, terutama tentang keberadaan Allah yang selalu mengawasi kita di mana saja dan kapan saja.
Pendidikan seks islam juga berhubungan denagn pendidikan tentang berkeluarga, tentu saja, dalam Islam, seks diatur dalam syariat dan berada dalam salah satu cita cita membina keluarga Islam yang tangguh. Jadi seks berhubungan dengan tanggung jawab dan masing masing peran laki laki dan perempuan dalam berkeluarga.
Dari topik pendidikan seks sendiri yang perlu ditekankan pada anak adalah seks yang melanggar syariat Allah akan menerima hukuman baik di dunia (mendapat keturunan yang sulit untuk dididik, pelaku seks haram juga akan sulit untuk dididik menuju Allah, mendapat kecaman dari berbagai pihak dan kesulitan lain karena belum memiliki ilmu dan kemampuan utnuk berkeluarga) apalagi di akhirat. Banyak cerita yang dapat menjadi tauladan pada anak tentang pendidikan seks seperti cerita Nabi Yusuf. Pendidikan seks juga sebetulnya dikenalkan ketika kita mengajarkan cara hidup sehari hari pada anak seperti , cara berpakaian, adab mengetuk kamar orang tua, muhrim dan syariat bergaul dengan muhrim dan bukan muhrim, dll.

J. Pendidikan Seks Dalam Islam
Islam agama yang indah, lengkap dan memenuhi aspek kehidupan sejagat.Setiap persoalan dalam kehidupan di dunia ini telah Islam sediakan dengan garis panduan, peraturan dan penyelesaiannya supaya manusia menjalani kehidupan dengan sejahtera.Antaranya ialah persoalan seks.
Apabila berbicara mengenai seks, Islam menganjurkan umatnya bertanya segala masalah kepada orang yang lebih alim.Tambahan pula persoalan seks amat berkait rapat dengan soal maruah yang menjadi satu daripada enam perkara asasi dan tonggak kesejahteraan serta keamanan sejagat selain agama, harta, nyawa, akal dan keturunan.Pengabaian persoalan seks dikatakan antara faktor menyumbang kepada kemelut sosial yang semakin meruncing di kalangan masyarakat kini.Justru, pendidikan seks perlu diberi perhatian yang serius oleh ibu bapa secara khususnya ketika mendidik anak supaya mereka menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT.
Seks memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia. Menurut kamus, seks ialah keinginan nafsu syahwat yang disalurkan pada tempat sebenarnya.Dengan nafsu syahwat inilah keturunan manusia dilanjutkan.Sehubungan itu, Islam tidak ketinggalan menyediakan garis panduan kepada manusia supaya mendidik nafsu syahwat selaras nilai Islam sehingga berubah menjadi nafsu yang dirahmati dan diredai Allah.Dari sini, baru terbina sebuah mahligai rumah tangga yang bahagia dihiasi haruman sakinah , mawaddah dan rahmah.Dari institusi kekeluargaan inilah, lahir generasi manusia yang akan menyambung keturunan untuk terus mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.Menurut perspektif Islam, pendidikan seks sebahagian daripada pendidikan akhlak yang didasari asas iman.Contoh, seorang Muslim yang beriman tidak akan menyalurkan naluri keinginan seks untuk berzina atau melakukan seks bebas, berkhalwat dan sebagainya.
Pendek kata, iman bertindak sebagai perisai utuh menghalang seorang Muslim melakukan larangan Allah. Sebaliknya lemahnya iman seseorang menyebabkan mereka bertuhankan hawa nafsunya dan sanggup melakukan apa saja asalkan dapat memuaskan kehendak hawa nafsunya.Konsep awal pendidikan seks dalam Islam dimulai dengan pengertian aurat iaitu bahagian tubuh yang wajib ditutup, tidak boleh diperlihatkan dan kita pun tidak boleh melihat aurat orang lain.atau aurat adalah bahagian tubuh yang bisa membangkitkan nafsu syahwat.Bagi lelaki, auratnya antara pusat hingga ke paras lutut.Aurat wanita pula seluruh tubuhnya kecuali muka dan dua tapak tangan
Malah, lelaki wajib menundukkan pandangannya apabila melihat perempuan seperti dinyatakan Allah SWT dalam (Surah al-Nur: 30) yang bermaksud:



30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

Anak juga hendaklah diajar jangan bergaul bebas antara lelaki dan perempuan dan tidak berdua-duaan dengan yang bukan mahram.Bergaul bebas antara mukadimah zina yang dilarang Islam selain perangkap yang dipasang syaitan untuk menjeremuskan umat manusia ke lembah perzinaan.
Huraian Al-Quran dan juga penjelasan hadis Rasulullah SAW berkaitan dengan proses kejadian manusia bermula dari setitik air mani hingga kepada proses kelahiran bayi, hendaklah disampaikan dan dijelaskan kepada anak dengan sebaik-baiknya untuk maksud membuktikan kekuasaan Allah.Akhirnya, apabila anak mencapai umur kematangan yang melayakkan mereka membawa haluan hidup masing-masing maka ibu bapa perlu menerangkan etika hidup bersuami isteri dan berkeluarga mengikut cara Islam.Mudah-mudahan mereka dapat membina sebuah mahligai rumah tangga bahagia yang berada di bawah keredaan Ilahi.Sejarah membuktikan, pengetahuan manusia semata-mata tidak mampu membendung dan mendidik seks tanpa petunjuk Allah

PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan seks menjadi bagian dari aspek dalam pandangan Al-Qur’an. Mendidik masyarakat dalam memahami pendidikan seksual yang selaras dengan tuntunan Al-Qur’an untuk mematuhi perintah dan larangan Allah SWT terhadap manusia dengan kata lain sebagai satu ibadah.

Berdasarkan pembahasan tentang pendidikan seks, maka kami memberi kesimpulan bahwa konsep pendidikan seks yang telah banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an harus dilihat secara menyeluruh dan akan mendapatkan suatu konsep dalam mendidik anak bangsa tentang seksualitas sehingga akan berimplikasi pada kehidupan yang harmonis, sejahtera, dan juga membuang kesalahpahaman terhadap pendidikan seks agar dalam kehidupan bermasyarakat dapat mencapai yang diharapkan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Pendidikan seks adalah merupakan usaha sadar untuk menghasilkan manusia-manusia dewasa yang betul-betul matang (well adjusted) dapat menggunakan seksualitasnya dengan bertanggungjawab, sehingga membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan lingkungan/masyarakatnya
2. Pendidikan seks sewajarnya dimulai dari awal tahun kelahiran anak sampai menjelang dewasa, sehingga terjadinya proses pendewasaan bagi anak.
3. Agama Islam (menurut pandangan Islam) pendidikan seks sesungguhnya merupakan sebuah keharusan yang diberikan kepada anak, yang diharapkan akan memberikan makna positif bagi anak, sehingga dalam menghadapi kehidupan berkeluarga akan menjadi lebih baik


B.Saran
Disini dapat ditekankan bahwa pendidikan seks itu harus diberitahukan kepada anak pada usia dini sehingga tidak ada kesalah pahaman dalam penafsirannya yang dapat berakibat fatal. Disini peran orang tua sebagai pendidik untuk anaknya dapat mengarahkan anaknya agar tidak terjerumus oleh perbuatan tercela dan dilaknat oleh allah swt baik itu didunia maupun diakhirat

DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan: suatu analisis sosiologi tentang pelbagai problem pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.

Hamka Abdul Aziz, Pendidikan karakter berpusat pada hati, Al Mawardi, Jakarta, 2010.

Fanjari syauqi ahmad. Nilai kesehatan dalam islam. Bumi aksara. Jakarta. 2008